Minggu, 10 Mei 2009
pusara bahagia
bunga tujuh rupa telah mengubur bahagia. Seakan takkan ada lagi. Ingin ku ucap barisan marah. namun telah terbendung oleh air mata yang tak mengucur. Tak sekejappun ku dapat ria dari keranjang bunga. hanya bisa mengubur ceia dan menabur bunga duka dlm derai air mata. ku gores pena demi mendapat segenggam bahagia. ku terpatri dalam sunyi malam. purnama seakan meledek hati yang gulita akan bahagia. ku lentangkan tangan menghadap kiblat,meminta cinta dengan Tuhanku. Gaduhnya akal mengusir air mata yang tlah bosan menaung hingga dia bercucur tak terbendung.pada siapa lidah mengadu tentang takdir yang tlah Kau gores dalam hidup. selain padaMu yang membuat semua ini ada....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar